Blog
Hipnosis Secara Ilmiah
- Januari 20, 2024
- Posted by: admin
- Category: Blog dan Berita
Hipnosis Secara Ilmiah
Hipnosis bukanlah hal baru, khususnya dalam terapi psikologi. Terapi bisa membuat orang konsentrasi, rileks, fokus dan mudah menerima sugesti. Kondisi hipnosis membawa pikiran yang awalnya sadar berpindah menjadi pikiran bawah sadar. Berikut penjelasan bukti ilmiahnya.
1. Mekanisme Sistem Otak Ketika Hipnosis
Sistem pikiran dalam mekanisme otak ada tiga, salah satunya yaitu 88 persen alam bawah sadar. Jadi, kondisi sadar yang berada di bagian korteks otak akan mengalami istirahat dan frekuensi gelombang akan berubah dari Beta menjadi Alfa atau Theta menuju alam bawah sadar di medulla oblongata.
Teori hipnosis tersebut sesuai menurut Putra (2010), serta Hastuti & Ayumsari (2015), bahwa hipnosis terjadi ketika dalam kondisi Alfa dan Theta. Proses itu berjalan dengan pengaktifan saraf parasimpatik yang berfungsi mengatur gerak diluar kesadaran dan sistem internal.
2. Alasan Mengapa Mudah Menerima Sugesti
Menurut Raven & Johnson (2009), mekanisme hipnosis membuat seseorang menerima sugesti ke pikiran sadar adalah dengan mengurangi aktivitas critical area atau Reticular Activating System pada otak. Jadi, cara hipnotis melakukan hipnosis itu tidak mudah, klien harus setuju menerima sugesti.
Selain itu, harus ada ketenangan jiwa pelaku hipnosis. Faktanya, menurut penelitian Luders, Steinmetz & Jancke (2002) menunjukkan wanita memiliki area corpus collosum lebih besar yang berarti 32% lebih mudah memasuki fase hipnosis (James E. Horton & Helen).
Mungkin Anda pernah mengetahui bagaimana cara kerja hipnotis lewat HP, hanya dari suara bisa menghipnosis orang. Bagaimana bisa? Dasar hipnosis, yaitu menggunakan pengaruh sugesti sehingga jika Anda konsentrasi dengan sugesti tersebut maka berpotensi menjadi lebih sugestif dan terpengaruh.
3. Mekanisme Hormon dan Fungsi Hipnosis Secara Ilmiah
Menurut Acunzo et al, dalam hipnosis klinis, termasuk atensi, memori, fungsi eksekutif, kontrol motorik, motivasi dan penghargaan itu melibatkan hormon dan zat kimia saraf, seperti dopamin, serotonin, oksitosin dan gamma aminobutirat.
Fungsi eksekutif tersebut, seperti kontrol emosi dan fleksibilitas mental. Selain itu, Menurut data MRI dari penelitian Ludwig, V.U et al dalam jurnal Social Cognitive and Neuroscience, menunjukkan tentang pengambilan keputusan setelah hipnosis mengaktifkan prefrontal atas keputusan berharga.
Implementasi Hipnosis
Berdasarkan teori hipnosis, khususnya dari ilmu biologi dan fisika. Banyak peneliti yang melakukan penelitian terkait penerapan dan efektivitas hipnosis. Seperti efek hipnosis pada sektor ilmu tertentu. Berikut beberapa hasil penelitian ilmiah terkait hipnosis
1. Hipnosis Menurunkan Nyeri
Beberapa penelitian dalam jurnal hipnosis menunjukkan adanya pengaruh hipnosis sebagai terapi terhadap tingkat nyeri, seperti nyeri sendi dan nyeri persalinan. Mekanismenya adalah mereduksi pikiran dalam alam bawah sadar dan merubah persepsi klien sehingga mengurangi tingkat nyeri.
Tidak hanya nyeri, perasaan cemas juga bisa berkurang. Namun, pengurangan tingkat nyeri tidak bisa hanya mengandalkan hipnosis. Pengobatan medis dengan obat anti nyeri juga harus berjalan dengan semestinya.
2. Hipnosis Guna Membantu Perbaikan Diri
Belajar hipnotis juga seringkali diterapkan dengan tujuan perbaikan diri, seperti hypno diet, hypnoterapy pada psikologi, dan hypno parenting. Contoh, hipnosis mengembalikan nafsu makan anak, mengatasi rasa takut, mudah menangis dan lain semacamnya.
Ada persepsi hipnotis adalah sihir atau hipnosis itu gaib. Padahal bukan, ada perkembangan hipnosis secara ilmiah yang memang melibatkan sistem otak dalam proses hipnosis, seperti cerebrum, medulla oblongata, corpus callosum, saraf parasimpatis, dan bagian Reticular Activating System (RAS).
Untuk itu Hipnoterapi Theta Medika melayani secara offline dan online oleh karenanya Anda bisa berkonsultasi dahulu dengan menghubungi Admin melalui informasi berikut ini :